Kamis, 01 September 2016

september 2016

Selamat malam wahai ayah dan bunda.
Hampir dua tahun kita tak bertemu.
Aku sangat rindu.

Kadang aku tidak mengerti mengapa aku di sini.
Mengapa aku memilih jauh dari rumah.
Meninggalkan kenyamanan pelukan dan perlindungan kalian.

Aku ingin menangis mengadukan kelemahan ku, namun sebagai seorang dewasa, aku menahan air mata untukku sendiri.
Maaf, malah tak jarang aku membandingkan kalian dengan orang tua lain yang acap kali aku dengar membanggakan anaknya.
Adakah kalian merindukan ku?
Adakah kalian bangga padaku?

Karena dunia tidak begitu padaku.
Dan aku merasa sepi.

Aku ingin pulang menyatakan segalanya, tapi pada akhirnya aku tahu bahwa saat melihat kalian yang dapat aku lakukan hanya menyimpan semua untuk ku sendiri.

Aku ingin kalian bangga padaku even for the little thing that I ever do.

Aku terlalu lemah untuk berdiri sendiri.
Aku tidak sempurna.
Dan tidak mengesankan.
Aku sulit percaya walau Joel mengatakan bahwa Tuhan menciptakan ku lengkap.

Aku sulit hidup di dunia yang menginginkan kesempurnaan dan mengabaikan aku yang lemah.

Aku hanya ingin dengar hal sederhana bahwa kalian bangga padaku, no matter what, kalian tetap bangga memiliki ku.

Karena aku bangga memiliki kalian.
Dan meskipun aku tidak pernah akan mendengarnya, aku tetap bangga kalian orang tua yang hebat.

Minggu, 19 Agustus 2012

OWL YANG SENDU

"OWL YANG SENDU"

Ada seekor owl,
kaku ia bertengger di sudut dahan pohon cemara,
melihat tajam ke setiap arah.
Banyak hal membuatnya tertegun,
heran karena setiap kejadian tak sesuai jalan pikirannya

Ia punya sejuta pendapat tentang semua itu
namun, ia memilih diam..

Mengatupkan rapat kedua paruhnya
Ketenangan yang ia cari
Keheningan menggambarkan kedamaiannya
Setidaknya itulah cara yang tepat baginya

Siang itu,
berbagai jenis burung hilir mudik di depannya
Entah apa yang mereka cari
Ia bertanya dalam dirinya, "Apa yang mereka kejar?"
berkeliaran tak tenang.

Elang seperti sibuk mencari anak ayam yang jauh dari kewaspadaan induknya,
berpikir mengambil waktu yang tepat untuk menikuk, mencengkeram mangsanya
lalu lari dengan perasaan puas.
Dibiarkannya induk ayam berkotek keras berusaha menggapai kembali anaknya dengan harapan besar dan sayap yang tak berfungsi untuk terbang. Tak peduli ia.
Sementara kolibri dengan terpejam menikmati manisnya madu bunga soka.
Setelah tawar bunga itu, ia kecewa dan memilih hinggap di sebelahnya,
tempat mawar mekar dengan banjir nektar yang membuat si kolibri kembali lapar..
Masih di dekatnya, kenari mulai menari dan bernyanyi,
berusaha memesona lawan jenisnya untuk bersama-sama menikmati asmara di musim ini.

Di dahan cemara itu, owl masih terus berpikir,
membuat jaringan otaknya terus menerus bersambungan,
sampai di suatu titik pertemuan neurit, ia menyadari,
Setiap makhluk itu hidup dengan nalurinya
dirancang baik oleh Sang Pencipta untuk suatu tujuan
menjalani rute yang telah gariskanNya untuk dilalui.

Owl yakin ia pun demikian,
ditetapkan untuk suatu tujuan
menjalani rute itu,
menemukan banyak hal,
dan ditemukan.

Malam menggantikan shift,
memberi kesempatan bagi siang beristirahat.

Tiba waktunya bagi owl menjalani harinya,
rute itu,
nokturnal nasibnya, seekor karnivora.
Terbang meninggalkan cemara,
dengan sangat hening,
mengepak sayapnya yang dirancang untuk "to be quiet".
Menelusuri hutan hingga menemukan makannya
sebelum pagi memaksa mentari terbit
dan cukup waktu baginya.

Owl terbanglah..